Sunday, December 12, 2010

AWAL MULA DIKENAL NYA AGORA OLEH BANGSA YUNANI

AWAL MULA DIKENALNYA AGORA OLEH BANGSA YUNANI.
 
Agora adalah sebuah kata yang asing bagi sebagian orang, sebenarnya bahasa ini berasal dari bahasa yunani kuno yang mempunyai arti sebuah tempat berkumpul, agora tersebut pada masa itu dikenal dengan sebutan pasar, namun dengan berkembangnya zaman agora lebih dikenal dengan sebutan mall, tetapi pengertian mall di indonesia berbeda dengan pengertian mall pada zaman yunani kuno tersebut.

Awal mula dikenalnya agora oleh seluruh bangsa diawali oleh sejarah bangsa yunani.

sejarah yunani :

Yunani - Ephesus adalah Kota Yunani Kuno di sebelah barat dari Anatolia, sekarang kota Selçuk, Provinsi Izmir, Turki. Epheus adalah salah satu dari dua belas kota dari liga Ionian dalam sejarah pemerintahan Yunani kuno.

Kota ini terkenal dengan candi Artemis yang selesai dibangun 550 SM, merupakan satu dari Tujuh Keajaiban Dunia Kuno, candi ini di robohkan di tahun 401 oleh massa yang di dalangi oleh St.John Chrysostom.
Kaisar Constantine I membangun kembali kota ini, tetapi ditahun 614 sebagian hancur lagi karena gempa bumi.

Kota yang menjadi pusat perdagangan ini pun melemah, terutama setelah pelabuhan yang semakin tahun makin tertutup oleh lumpur dan mengisolir kota ini.

Era Baru berkesempatan untuk mengikuti tour ke bekas kota Yunani jaman kuno Ephesus di Kusadasi Turki. Perjalanan yang dimulai dari pelabuhan laut menuju ke reruntuhan Kota ini memakan waktu sekitar 25 menit.
Melintasi kebun-kebun zaitun atau olive sepanjang perjalanan, kami mendapat penjelasan dari pemandu wisata yang bernama Aykut. Dengan map negara Turki yang tergantung di Bus, dia menjelaskan sekilas tentang Turki, kemudian beralih menjelaskan tentang lokasi kota Kusadasi dimana kapal kami sandar.

Kusadasi sebagai daerah kunjungan hanya berpenduduk 65.000 jiwa diluar musim turis. Tetapi begitu musim panas jumlah penduduk dan turis ikut menambah jumlah populasi kota kecil ini. Bahkan populasi harian bisa mencapai 500,000 jiwa.

Dengan berkembangnya wisata kapal pesiar, tempat ini menjadi destinasi kunjungan tetap kapal-kapal yang berlayar di lautan Egean dan Mediterianian. Tour ke Kota Ephesus di jual $ 139 termasuk makan siang, sementara biaya taxi $60 pulang pergi.

Kota yang bersejarah panjang ini masih jauh dari selesai, untuk terus digali oleh para arkeolog karena luasnya dan benda-benda purbakala yang tercecer demikian banyak. Ini bukanlah suatu situs beberapa puluh meter, melainkan sebuah kota.

Tiket masuk ke situs ini adalah 20 Lira Turki atau sekitar Rp.100,000,-. Karena jumlah pengunjung yang selalu ramai dan untuk mempermudah pengawasan, maka tiketnya memakai sistem ‘bar code’, atau sandi garis.

Jadi setiap tiket ada kode sendiri, dan harus di masukkan ke mesin tiket dan akan otomatis membuka pintu antrean berpalang seperti yang dipakai di stasiun-stasiun kereta api.

Kami memulai tour kota ini dari puncak bukit, dimana sejarah kota ini berawal. Pilar-pilar marmer ukuran sedang berjejer di sepanjang jalanan masuk yang juga terbuat dari batu marmer. Bahkan jalanan pun terbuat dari batu marmer.

Dari bukti-bukti yang terkumpul diperkirakan Ephesus ini sudah di huni 6000 tahun Sebelum Masehi.
Kuil Artemis, termasuk salah satu dari Tujuh Keajaiban dari Dunia Kuno. Kuil ini hanya di wujudkan oleh pilar-pilar yang tidak mencolok mata pada saat penggaliannya oleh Museum Ingris di tahun 1870an.

Odeon – adalah bangunan teater yang dibangun oleh Vedius Antonius dan istrinya di tahun 150 Masehi merupakan ruang perjamuan kecil untuk bermain dan mengadakan pertunjukkan, dengan tempat duduk untuk 1500 orang, bertangga 22.

Bagian atas dari teater didekorasi dengan pilar-pilar granit merah dengan stil bangunan Corinth Yunani kuno. Pintu masuk dari kedua sisi panggung dihiasi beberapa anak tangga.

Candi Hadrian - Candi dari abad ke dua, tetapi mengalami pemugaran pada abad ke empat dan telah didirikan kembali dari bongkahan reruntuhan yang masih selamat.

Relief bagian atasnya adalah buatan, karena yang aslinya di pajang di Museum Arkeologi Selçuk Kusadasi,Turki. Beberapa wajah yang digambarkan dalam relief, termasuk Kaisar Theodosius I dengan istri dan anak laki-lakinya yang tertua.

Candi ini juga di jadikan ornamen dalam mata uang Turki pecahan 20 Lira.
Candi Domitian - adalah candi terbesar dalam kota. Candi dibangun dengan pilar-pilar berukuran 8x13. Patung-patung dan candinya adalah beberapa yang masih berhubungan dengan Domitian.
Theater atau stadion multi guna jaman itu, tidak hanya untuk pertunjukkan budaya, gladiator, tetapi juga untuk pendidikan oleh pemerintah kepada rakyatnya. Barangkali, inilah bangunan sekolah jaman dulu.

Pusara dan Air mancur Pollio - dibangun untuk menghormati Sextilius Pollio, yang telah membangun jembatan pemipaan air (aqueduct) untuk kota Ephesus.

Ada dua ‘agora’ atau pasar komersial untuk melakukan bisnis negara, juga tergali di sekitar kota ini.
Candi Artemis – Candi yang termasuk satu dari tujuh keajaiban bangunan teerbesar jaman kuno. Dimana Artemis sebagai Dewi Yunani dibuatkan candinya sebagai penghormatan.

Tentang bagaimana sistem dan teori kota ini diperkirakan masih berada dibawah tanah dan harus digali. Para ilmuan hanya bisa dijelaskan bahwa hujan dan banjir telah menenggelamkan Kota ke dalam tanah.

Hanyutan lumpur telah menutup permukaan dermaga hingga sekarang menjadi tanah perkebunan.

Tentu saja teori ini masih jauh dari kebenaran karena para arkeolog sendiri masih meragukan hipotesanya.

Apakah ini merupakan pesan moral bagi peradaban kita sekarang, bahwa satu peradaban manusia dimusnahkan dan muncul kembali peradaban baru?.

Mengapa mereka musnah dan terkubur, tentu ada sebabnya.

Demikian juga dengan batu-batu marmer yang demikian besar. Bagaimana masyarakatnya mengangkut dan membangunnya di daerah ini?. Bagaimana mendirikan dan teknologi jaman
kuno itu apa? Termasuk relief-relief pada batu marmer yang begitu keras tetapi sangat rapi ukirannya.(man/waa)

sumber : http://erabaru.net/wisata/64-pariwisata/5895-menyimak-puing-kota-ephesus-yunani-kuno

Pendidikan pada zaman yunani kuno :

Marilah terlebih dahulu kita melihat bagaimana pendidikan di jaman Yunani kuno. Pendidikan pada jaman itu bukanlah seperti pendidikan saat ini. Anak-anak muda belajar di jalanan. Simonides dalam salah satu syairnya berkata, “Kota mengajar manusia”. Mereka belajar geografi dengan mendengarkan obrolan pedagang yang baru kembali dari tanah seberang. Mereka juga belajar berbagai keahlian, seperti pandai besi dan pertukangan kayu, dengan memperhatikan, karena di jaman itu orang mengerjakan segala sesuatu di depan rumahnya masing-masing. Mereka belajar politik dengan mendengarkan perdebatan orang di agora (pasar), mengenai harga barang, pajak dan lain-lain, dan orang Yunani memang senang berdebat. Nampaknya mereka belajar dengan cara yang lebih menyenangkan dibandingkan kita. Selanjutnya di Yunani muncullah kaum Sofis yang memperkenalkan metode baru dalam pendidikan, yaitu orasi dan retorika. Mereka memanfaatkan kefasihan lidah mereka beragumentasi untuk menjelaskan suatu isu. Sayangnya mereka bukanlah pelayan kebenaran, melainkan pelayan diri sendiri, yang memanfaatkan kelebihan mereka untuk mencari uang dan kedudukan. Hingga suatu saat di antara mereka muncullah Sokrates di Athena, seorang yang pandai berdebat namun juga tertarik pada yang benar. Ia mampu mengalahkan para Sofis dalam perdebatan umum di pasar. Sokrates, yang mendapatkan julukan orang paling bijak di Yunani, mengubah metode pendidikan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan cerdas kepada pemuda-pemuda yang mengikutinya, untuk memaksa mereka berpikir. Dan salah satu pengikutnya, Plato, akhirnya mendirikan sebuah sekolah, yang sebenarnya tidak lebih dari tempat kumpul-kumpul di sebuah taman bernama Akademos, sehingga sekolahnya diberi nama Akademia. Di sana mereka berargumen mengenai perihal alam, negara dan apa saja yang
terpikirkan oleh mereka, meneruskan tradisi yang telah dibangun oleh Sokrates. Salah satu murid Plato, Aristoteles, juga mendirikan sekolah dengan semangat yang kurang lebih sama meskipun dengan filsafat yang berbeda, bernama Lyceum. Kedua sekolah inilah yang menjadi landasan sebagian besar pemikiran di dunia hingga saat ini.

sumber : http://pendidikanklasik.wordpress.com/esai/sebuah-perspektif-sejarah-untuk-pendidikan-klasik/ 

kesimpulan :
 

setelah membaca semua artikel diatas ternyata agora adalah sebuah tempat berkumpul yang pada awalnya hanya digunakan untuk kegiatan jual beli (pasar), namun disaat itu juga digunakan sebagai tempat berkumpulnya orang – orang yunani untuk melakukan kegiatan belajar dan mengajar karena pada saat itu pendidikan disana sangatlah sulit dibandingkan dengan pendidikan dimasa sekarang ini.

Pada saat itu pula belum ada yang namanya sekolah sehingga sebagian orang saja mempunyai keinginan untuk belajar karena pada saat itu belajar bukanlah sebuah keharusan ataupun hanya ikut ikutan belaka yang sering terjadi pada zaman sekarang, namun pada masa itu belajar hanya untuk orang yang benar benar ingin belajar dan ingin mempunyai pengetahuan yang lebih maka mereka selalu datang ke AGORA untuk mempelajari ilmu politik dan mendengarkan para orang orang yang berdebat, dan pada saat itu ilmu yang dipelajari hanya sebatas ilmu ilmu tentang perdagangan yang didapat para pedagang apabila salah satu dari mereka baru kembali dari tanah seberang setelah mereka selesai berdagang.

Namun dengan berkembangnya zaman agora saat ini lebih dikenal dengan mall, pengertian mall ini sendiri sebenarnya sama dengan pengertian agora pada umumnya, tetapi pengertian mall di Indonesia telah beralih, dari tempat untuk menjajakan barang dagangan menjadi sebuah tempat untuk hank-out semata dalam kata lain hanya untuk bersosialisasi maupun sebagai ajang gengsi gengsian. Hal ini lebih dikarenakan para penduduk Indonesia lebih mempunyai
gengsi yang besar dari pada menampilkan diri apa adanya, hal inilah yang membuat sebagian orang menjadikan mall sebagai tempat ajang menunjukan gengsi mereka.

Dan pada saat ini tempat berkumpul ini lebih dikenal dengan nama forum, dan forum ini lebih banyak dibuat didunia maya contohnya seperti forum kasku, idws, dan banyak lagi yang lainnya seperti yang dibahas pada artikel saya yang sebelumnya mengenai social networking.

Semua kesimpulan ini adalah pendapat dari saya sendiri, apabila ada yang kurang maupun berlebihan mohon diberikan kritik dan saran agar dapat membangun tulisan tulisan saya yang berikutnya.
Terima kasih kepada anda anda yang telah memberikan kritikan dan saran sarannya kepada saya.