Sunday, November 28, 2010

SOCIAL NETWORKING


Social networking.

Social networking dalam bahasa kita dapat diartikan dengan jaringan social atau hubungan social yang bersifat virtual, maksud virtual disini adalah hubungan yang terjadi didalam dunia internet yang biasanya kita dengar dengan sebutan dunia maya.

Social networking mulai terkenal pada tahun 2003 dengan situs yang bernama FRIENDSTER.COM namun belum setenar seperti saat ini, disaat sekarang social networking lebih sering dipakai untuk merfresh pikiran dengan temen teman lama yang telah lama tak jumpa tetapi dapat bertemu dijejaring social ini atau pun hanya menjadi sebuah hiburan semata  untuk melepas jenuh setelah melakukan aktivitas seharian.

Namun dizaman sekarang social networking lebih banyak dipakai untuk membuat sesuatu yang controversial contohnya untuk memberikan dukungan kepada seseorang yang memerlukan dukungan tetapi susah untuk mendapatkannya, dijejaring social untuk membahas suatu masalah yang sedang berlangsung lebih cepat tanggap dari pada di dunia nyatanya.

Contoh kasus yang terangkat lewat suatu jejaring social , ada seorang wanita yang mengeluhkan tentang pelayanan sebuah rumah sakit pada saat dia periksa , wanita tersebut adalah prita mulyasari tentu anda masih mengingatnya ? Ada juga  belakangan ini menjadi sebuah topic yang diperbincangkan yaitu tentang 2 orang wanita yang menyanyikan lagu secara  lipsinc dan membuatnya menjadi sebuah video disalah satu situs video yang terkenal yaitu YOUTUBE.COM dan sejak saat itu kedua wanita tersebut menjadi seorang entertainer dan mendapatkan penghasilan yang lumayan dari hal yang diperbuatnya itu, kedua wanita tersebut adalah sinta dan jojo dan andapun juga tentu masih mengingatnya kan ?.

Banyak juga kejahatan yang dilakukan didalam jejaring social, dan yang paling banyak menjadi korbannya adalah wanita yang diculik karena terlalu fanatic dan percaaya terhadap teman yang baru dikenalnya lewat jejaring social.

Walaupun dinegara ini sudah ada undang undang yang mengatur tentang kejahatan di dunia maya yaitu UU ITE  tetapi dalam pelaksanaannya kurang maksimal karena untuk menjalankan  undang undang ini susah untuk  mengumpulkan bukti bukti dan memberikan bukti bukti itu kepada para penyelidik untuk menguatkan kesalahan para tersangka didalam pengadilan.

Dijejaring social juga dapat ditemukan kebaikan kebaikan yang banyak, itu semua tergantung kepada diri kita sendiri mau memakai jaringan social tersebut untuk apa dan menjadikan jaringan social tersebut menjadi suatu situs yang memberikan hal hal positif untuk diri kita, walaupun banyak hal hal negative yang dapat kita temui juga di dalam jaringan social ini.

Facebook  juga mempunyai banyak efek yang ditimbulkan dalam kehidupan didunia nyata, efek efeknya antara lain :

Efek Psikologis Facebook bagi Kesehatan Mental

Beberapa waktu lalu muncul laporan mengenai tanda-tanda orang kecanduan Facebook atau situs jejaring sosial lainnya, misalnya Anda mengubah status lebih dari dua kali sehari dan rajin mengomentari perubahan status teman. Anda juga rajin membaca profil teman lebih dari dua kali sehari meski ia tidak mengirimkan pesan atau men-tag Anda di fotonya.

Laporan terbaru dari The Daily Mail menyebutkan, kecanduan situs jejaring sosial seperti Facebook atau MySpace juga bisa membahayakan kesehatan karena memicu orang untuk mengisolasikan diri. Meningkatnya pengisolasian diri dapat mengubah cara kerja gen, membingungkan respons kekebalan, level hormon, fungsi urat nadi, dan merusak performa mental. Hal ini memang bertolak belakang dengan tujuan dibentuknya situs-situs jejaring sosial, di mana pengguna diiming-imingi untuk dapat menemukan teman-teman lama atau berkomentar mengenai apa yang sedang terjadi pada rekan Anda saat ini.
Suatu hubungan mulai menjadi kering ketika para individunya tak lagi menghadiri social gathering, menghindari pertemuan dengan teman-teman atau keluarga, dan lebih memilih berlama-lama menatap komputer (atau ponsel). Ketika akhirnya berinteraksi dengan rekan-rekan, mereka menjadi gelisah karena “berpisah” dari komputernya.

Si pengguna akhirnya tertarik ke dalam dunia artifisial. Seseorang yang teman-teman utamanya adalah orang asing yang baru ditemui di Facebook atau Friendster akan menemui kesulitan dalam berkomunikasi secara face-to-face. Perilaku ini dapat meningkatkan risiko kesehatan yang serius, seperti kanker, stroke, penyakit jantung, dan dementia (kepikunan), demikian

menurut Dr Aric Sigman dalam The Biologist, jurnal yang dirilis oleh The Institute of Biology.
Pertemuan secara face-to-face memiliki pengaruh pada tubuh yang tidak terlihat ketika mengirim e-mail. Level hormon seperti oxytocin yang mendorong orang untuk berpelukan atau saling berinteraksi berubah, tergantung dekat atau tidaknya para pengguna. Beberapa gen, termasuk gen yang berhubungan dengan sistem kekebalan dan respons terhadap stres, beraksi secara berbeda, tergantung pada seberapa sering interaksi sosial yang dilakukan seseorang dengan yang lain.

Menurutnya, media elektronik juga menghancurkan secara perlahan-lahan kemampuan anak-anak dan kalangan dewasa muda untuk mempelajari kemampuan sosial dan membaca bahasa tubuh. “Salah satu perubahan yang paling sering dilontarkan dalam kebiasaan sehari-hari penduduk Inggris adalah pengurangan interaksi dengan sesama mereka dalam jumlah menit per hari. Kurang dari dua dekade, jumlah orang yang mengatakan bahwa tidak ada orang yang dapat diajak berdiskusi mengenai masalah penting menjadi berlipat.”

Kerusakan fisik juga sangat mungkin terjadi. Bila menggunakan mouse atau memencet keypad ponsel selama berjam-jam setiap hari, Anda dapat mengalami cidera tekanan yang berulang-ulang. Penyakit punggung juga merupakan hal yang umum terjadi pada orang-orang yang menghabiskan banyak waktu duduk di depan meja komputer. Jika pada malam hari Anda masih sibuk mengomentari status teman Anda, Anda juga kekurangan waktu tidur. Kehilangan waktu tidur dalam waktu lama dapat menyebabkan kantuk berkepanjangan, sulit berkonsentrasi, dan depresi dari sistem kekebalan. Seseorang yang menghabiskan waktunya di depan komputer juga akan jarang berolahraga sehingga kecanduan aktivitas ini dapat menimbulkan kondisi fisik yang lemah, bahkan obesitas.

Tidak heran jika Dr Sigman mengkhawatirkan arah dari masalah ini. “Situs jejaring sosial seharusnya dapat menjadi bumbu dari kehidupan sosial kita, namun yang kami temukan sangat berbeda. Kenyataannya situs-situs tersebut tidak menjadi alat yang dapat meningkatkan kualitas hidup, melainkan alat yang membuat kita salah arah,” tegasnya.
Namun, bila aktivitas Facebook Anda masih sekadar sign in, mengonfirmasi friend requests, lalu sign out, tampaknya Anda tak perlu khawatir bakal terkena risiko kanker, stroke, bahkan menderita pikun.


Kecanduan SMS dan Jejaring Sosial

Tak hanya membuat sakit jempol hingga mata, tapi juga membahayakan kesehatan mental remaja.

Sarana telekomunikasi dan informasi terbukti banyak manfaatnya, tapi tak dimungkiri juga ada efek buruknya. Penggunaan sarana telekomunikasi, seperti telepon seluler dan Internet, yang tak sesuai dengan porsi dan tempatnya terbukti akan menimbulkan bahaya bagi fisik dan psikis.

Penggunaan ponsel sambil menyetir diketahui membahayakan keselamatan jiwa. Menggunakan ponsel pintar bertombol QWERTY dengan berlebihan juga terbukti menguras kemampuan jempol tangan. Akibatnya, lengan hingga leher bisa nyeri.
Efek buruk yang baru kini ditemukan lagi. Survei yang dilakukan Case Western Reserve pada School of Medicine Master of Public Health Program, Ohio, mendapatkan efek buruk ini pada anak remaja.

Survei yang dilakukan pada 4.257 siswa sekolah menengah atas di County Midwestern ini awalnya untuk menilai apakah penggunaan teknologi komunikasi berkaitan dengan perilaku yang buruk bagi kesehatan, termasuk merokok, minum, dan aktivitas seksual.

Menurut Scott Frank, MD, MS, pemimpin penelitian dan Direktur Case Western Reserve pada School of Medicine Master of Public Health Program, mereka yang kecanduan pesan pendek atau jejaring sosial berkaitan dengan perilaku yang buruk bagi kesehatan.

Kecanduan pesan pendek atau disebut hipertexting didefinisikan mengetik pesan pendek lebih dari 120 pesan per hari. Sedangkan kecanduan jejaring sosial atau disebut hipernetworking didefinisikan mereka yang menghabiskan waktu lebih dari tiga jam per hari untuk kegiatan jejaring sosial.

Hasilnya mengejutkan. Sebanyak 19,8 persen remaja itu kecanduan pesan pendek dan 11,5 persen kecanduan jejaring sosial.

Mereka yang hipertexting, 40 persen lebih mungkin mencoba rokok, dua kali lebih rentan minum minuman beralkohol, 41 persen lebih rentan menggunakan obat-obatan terlarang, 55 persen lebih rentan terlibat perkelahian fisik, dan 90 persen lebih dilaporkan memiliki empat atau lebih pasangan seksual.

"Ini mengejutkan. Peringatan bagi orang tua untuk mencegah penggunaan ponsel dengan berlebihan atau situs-situs sosial pada umumnya," kata Frank, seperti dikutip dari laman Sciencedaily.

Mereka yang kecanduan jejaring sosial cenderung mengalami stres, depresi, percobaan bunuh diri, penggunaan narkoba, berkelahi, kurang tidur, prestasi di sekolah buruk, dan hobi menonton televisi.

Perinciannya, 62 persen lebih remaja pecandu jejaring sosial rentan mencoba rokok, 79 persen lebih rentan mencoba minuman beralkohol, 84 persen lebih rentan menggunakan obat-obatan terlarang, 94 persen lebih mungkin terlibat perkelahian fisik, 69 persen lebih mungkin terlibat aktivitas seksual, dan 60 persen lebih mungkin memiliki empat atau lebih pasangan seksual.

Namun Frank tak menjelaskan bagaimana hubungan sebab-akibat itu berlangsung. Apakah kecanduan pesan pendek atau jejaring sosial itu yang menyebabkan remaja memiliki kebiasaan yang membahayakan kesehatan atau justru sebaliknya. I NUR ROCHMI
Mengalihkan Mata Anak dari Layar Ponsel Mengambil komputer atau telepon seluler anak tidak akan menyelesaikan masalah. Perlu keseimbangan yang sehat antara jaringan sosial dan kehidupan sehari-hari. Ada beberapa langkah yang dapat membantu anak menemukan keseimbangan itu.

- Habiskan lebih banyak waktu bersama keluarga

Pecandu jejaring sosial biasa menghabiskan waktunya sendirian di depan komputer atau ponsel. Ajaklah anak menghabiskan waktu bersama keluarga atau mengundang teman-temannya untuk bertamu.

- Beri penghargaan

Buat kesepakatan dengan anak untuk menyelesaikan urusan sekolahnya dulu. Jika urusan sekolahnya kelar, beri dia sedikit waktu untuk mengecek jejaring sosialnya.

- Atur waktu

Biarkan anak Anda 20 menit atau lebih mengakses jejaring sosial. Lalu, matikan komputernya.
- Kesepakatan

Sepakatilah dengan anak Anda. Komputer taruh di ruang tengah yang bisa dipantau. Jika sedang ada acara bersama keluarga, tak ada yang boleh memakai ponsel.

- Jika anak Anda masih mencari cara untuk tetap online, ambil pendekatan yang lebih agresif. 

Misalkan meminta ponselnya atau mencabut jaringan Internet.nur rochmi


Facebook Ciptakan Multiplier Effect

Facebook kini benar-benar mempengaruhi dunia. Sampai-sampai ada beberapa negara melarang atau membatasi penggunaan facebook. Sering kita dengar ada karyawan yang gara-gara demam facebook sampai dipecat dari perusahaannya. Di Indonesia sendiri sampai ada desakan untuk mengharamkan facebook. Di masa kampanye saat ini facebook juga sering dijadikan alat kampanye untuk mengumpulkan dukungan. Juga sebagai alat marketing bagi beberapa perusahaan, mencari pelanggan, dan memperkenalkan produk, terlepas dari tujuan utamanya sebagai situs jejaring sosial, untuk menghubungkan kembali teman-teman lama semasa sekolah atau kuliah sehingga tetap terjalin komunikasi seterusnya.

Di Indonesia khususnya demam facebook sangat mempengaruhi penjualan beberapa produk pendukungnya. Untuk bisa berfacebook ria kita tentunya minimal harus memiliki komputer atau laptop. Kita bisa lihat bagaimana pesatnya permintaan laptop, dan tentu saja ini akan meningkatkan persaingan antar penjual laptop. Kita bisa lihat semakin sering munculnya iklan laptop di media masa, yang berlomba untuk menarik minat pembeli dengan menawarkan harga yang murah.

Penyedia layanan internet juga berlomba-lomba membuat promo untuk pembelian layanan internetnya. Mulai dari pemberian modem internet secara gratis, diskon berlangganan, paket internet unlimited dengan harga murah, sampai adanya internet prabayar dengan budget yang ringan tentunya.

Selain itu facebook juga dapat diakses lewat handphone yang ada koneksi internetnya, baik melalui GPRS maupun 3G. Namun perlu adanya setingan dari handphone dan kartu yang digunakan. Fasilitas internet yang ada pada handphone tampaknya lagi ngetren di kalangan masyarakat kita khususnya para remaja. Vendor handphone juga berlomba-lomba mempromosikan produk handphonenya dengan embel-embel iklan ‘bisa facebook dan YM’. Jadi handphone sudah diseting sedemikian rupa agar pemakai bisa langsung berfacebook ria, tanpa perlu melakukan setingan yang rumit.

Bahkan kini mulai terdengar ada kursus membuat facebook, kursus chatting menggunakan Yahoo Messenger. Facebook terbukti benar-benar mempengaruhi perekonomian sebagian besar negara di seluruh dunia, khususnya di Indonesia. Penjual laptop, provider internet, penjual handphone dan pulsa meraup untung dengan adanya demam facebook ini. Tentu masih banyak vendor lain yang kecipratan rejeki dari adanya facebook. Ada yang tau ?


kesimpulan :

janganlah kita menjadi orang yang kecanduan terhadap yang namanya jejaring social , karena banyak juga efek buruk yang dapat merusak tubuh kita kalau kita terlalu berlebihan dalam menggunakan jejaring social ini, tapi dalam hal ini kita juga dapat memeanfaatkan jejaring social dengan baik dan menggunakan semua manfaat positif yang diberikan oleh jejaring social itu sendiri.

Nah , semua kembali lagi kepada diri kita apakah kita ingin diperbudak oleh yang namanya jejaring social atau kita ingin menjadi orang yang dapat memanfaatkan jejaring social dengan maksimal dan bermanfaat bagi diri kita ?

Apabila ada yang kurang ataupun salah di mata pembaca silahkan tulis aja di koment, saya akan merubahnya apabila ada sesuatu yang salah.

Terimakasih.

Sunday, November 14, 2010

TUGAS 6 ISD


Apasih rasa yang ditimbulkan dari bermalas malasan dan kenapa kebanyakan manusia ( saya termasuk ) lebih senang bermalas – malasan ?

Ada banyak faktor faktor yang membuat malas yaitu lelah capai dan banyak lagi faktor yang membuat kita menjadi malas terutama apabila kita lagi banyak waktu luang tetapi banyak tugas yang harus dikerjakan, kebanyakan dari kita akan mengerjakan apabila tenggang waktu yang diberikan telah dedline atau “mepet”.

Salah satu kejadian bermalas malasan dibulan puasa yang panas , dihari biasa saja kadang timbul rasa malas apa lagi dibulan puasa yang memaksakan diri untuk bekerja dalam keadaan badan kurang fit karena tidak diisi makan maupun minum.


Bermalas malasan di bulan puasa :

Bulan suci puasa tentunya tetap bersemangat dalam melayani masyarakat khususnya di pemkot Yogya dan kinerja tidak boleh nenurun dan diharapkan jangan dijadikan puasa sebagai hal yang tidak produktif Walikota Yogyakarta, Herry Zudianto menjelaskan, bulan Ramadhan tidak boleh menjadi alasan bagi pegawai di lingkungan Pemkot Yogyakarta untuk bermalas-malasan.

Heri pun mengancam akan memberikan sanksi kepada anak buah yang tidak menunjukkan kinerja maksimal dalam memberikan pelayanan publik pada bulan puasa.

"Puasa jangan dijadikan alasan kepada siapa pun untuk bermalas-malasan. Akan tetapi, puasa seharusnya bisa dijadikan momentum untuk meningkatkan etos kerja sambil menyempurnakan pahala ibadah puasa yang sedang dilakukan,ungkapnya


Sanksi tersebut akan diberikan sebagaimana diatur dalam PP No 30/1980 tentang Kedisiplinan PNS bahwa setiap pegawai negeri harus disiplin, yakni disiplin dalam ucapan, tulisan, dan perbuatan, baik di dalam maupun di luar jam kerja.

Meski terdapat pengurangan jam kerja, pegawai harus bekerja seperti biasa dan suasana kerja pun menurutnya juga jangan sampai harus diistimewakan. "Kalau puasa boleh macem-macem, ya kalau perlu puasanya setahun sekalian. Saya ingin puasa lalu menjadi excuse (pengecualian). Dinas ketertiban justru harus lebih aktif melakukan pengawasan," tegasnya. (tri)

Sumber : http://ramanews.com/index.php?option=com_content&view=article&id=1413:heri--puasa-jangan-jadi-alasan-bermalas-malasan&catid=35:ramanews&Itemid=69


Dan dalam kehidupan sehari hari yang sering kita saksikan adalah pada saat pemilu presiden maupun pilkada kebanyakan dari masyarakat untuk memilih golput dari pada untuk datang ke TPS memilih siapa yang akan mempin mereka dalam pemerintahannya.


Mengapa orang malas memilih?

Semasa  saya duduk di SD, SMP, SMA, selama jadi mahasiswa dan jadi dosen dan pengusaha,  orang yang bicara bebas di Indonesia dianggap pemberani.  Itulah  negara  totaliter dibawah Sukarno dan Suharto. Tidak terbayangkan, di tahun 1999 setelah Pemilihan Umum, suatu malam diluar kota Chicago (kebetulan sedang berkunjung) saya mendengar di radio mobil, suara penyiar yang setengah teriak: “Indonesia is now the third largest democracy in the world!”

Bangga betul rasanya. Negara yang memenjarakan puluhan ribu tawanan politik, membantai penentang pemerintah  beberapa kali dengan pembunuhan gelap, kok bisa diakui sebagai  demokrasi besar di dunia, hanya dibawah India dan Amerika Serikat. Sampai sekarang orang memuji terus, dari Eropah sampai Asia, dari Australia sampai Afrika. Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton menyatakan di Jakarta bulan lalu Indonesia mengagumkan karena mampu menggulingkan rezim totaliter dengan kekuatan sendiri, dan memulai suatu demokrasi.
ngga milih, pasti kalah dong
Tapi baru sepuluh tahun berdemokrasi , orang sudah malas menanggapi Pemilu. Apakah orang Indonesia tidak suka pada demokrasi? Tanpa pretensi ilmiah, saya mengumpulkan pendapat orang biasa melalui email,  ngobrol, dan pasang status update  di facebook. Silakan lihat disini: facebook.com/profile.php?id=634930347

Yang paling mirip dengan pendapat saya justru seorang rekan muda belia, Melda Wita namanya. Melda menyatakan  ” bisa hidup di negara yang menjunjung pluralism tinggi... biar berbeda-beda tapi kita tetap satu jua..bisa bebas mengutarakan pendapat... hehehe terus bisa menikmati makanan2 dari berbagai daerah yang super sedap.... misalnya saksang dan ikan arsik dari medan.. ada lagi sate padang.. wah.” 

Indonesia memang tidak punya apa-apa kecuali demokrasi, kontras dengan negara tetangga yang punya semua kecuali kebebasan.  Tapi hanya sedikit yang menyatakan pendapat positif. Yang lain penuh keluhan,  bisa dikumpulkan dalam kelompok ,

Yang mengeluhkan soal teknis:
  • malas karena ngga dapat undangan untuk hadir di TPS, ngga dapat kartu pemilih, dan harus mengecek sendiri namanya di DPT pada PPS Kelurahan terdekat...
  • pengalaman saya dari 1999 sampe 2004 dan pilkada DKI 2008 lalu, banyak pemilih yang data di kartu dan KTP nya salah.. ngga usah jauh-jauh, semua anggota KPPS di TPS saya ngga ada yang benar data di kartu pemilih nya...
  • ngga dapat undangan untuk milih, khan bingung mau milih di TPS mana, soalnya di undangan tercantum alamat lokasi TPS...bakal malas mondar-mandir tuh warga yang rata-rata sudah berumur...

Yang menunjukkan sikap cuek:
  • Golput..here i come!!!!??
  • Terlalu malas untuk memilih n tidak peduli:D
  • GP...emang gue pikirin....siapa pun calegnya....siapapun presidennya....aku tetap orang Endonesa......:)

Yang skeptis mengenai teknik kampanye:
  • tidak ada kampanye yg cerdas, transparan, dan detail - bukan hanya sekedar kontes popularitas dengan arak2an di jalan raya
  • Komunikasi visual lewat posternya aja berantakan, apalagi komunikasi politiknya ????

Yang curiga pada semua caleg dari dulu sampai sekarang sampai masa depan:
  • Calonnya itu2 aja...
  • dari sejak punya hak pilih dulu gak percaya sama outcome pemilu legislatif ...
  • Calonnya gak jelas asal muasalnya
  • Yg pintar blm tentu kuat, yg kuat blm tentu pintar..yg pintar dan kuat blm tentu membawa peruntungan untuk masyarakat dan negara.... Jd hrs org yg pintar, kuat dan hoki.....
  • pd oooommmdoooo alias omong doang gak ad hasilny, krjny ngabis2in dwt doang.
  • Bingung yg mana yg bisa buat perubahan..
  • I know nobody bang WW !!

Ada teman-teman yang berkomentar lebih panjang dan lebih bernuansa:

“Rata2 para caleg itu seragam, ngga bisa dibedain kecuali foto. We don't know what they stand for, ngga jelas apa agendanya. mereka tidak/kurang berkomunikasi dengan pemilih, hanya melalui gambar wajah yang dipampang di baliho jalan. Untuk pemilih kita tidak punya dasar untuk memilih si A, B, C (kecuali kenal kali ya). Nah, ada caleg Dapil Jaksel yang pernah tampil di media (elektronik) karena ada kesempatan, ditanya ‘kenapa mau jadi caleg?’ Jawabnya,  ‘karena saya melihat rakyat susah dan ingin membantu memajukan kesejahteraan rakyat.’ Then what? how? Apa yang akan anda lakukan jika anda terpilih untuk duduk menjadi anggota dewan? Dijawab : ‘saya tidak ingin banyak bicara, saya hanya ingin bekerja dan tidak sekedar mengobral janji. ………  Cape deh!”

 “Pemilih butuh tahu, yang dipilih butuh kepercayaan. Orang gak tahu gimana mau percaya.  Yang kampanye gak ngerti apa yg diomongin. Ngomong ekonomi, tp yg diomongin normatif, gak kongkrit, dodol tp sok ngerti. Hancur negara kalo masih banyak yg kayak begitu.  Kampanye kok pake symbol pemimpin massa, entah mantan presiden yg sudah mati, atau presiden gagal, tp dipasang di balihonya dia. Gak pede? Gimana mimpin nanti, kalo gk pede nanti ngikut juga korup kyk pendahulunya. Capek sm orang2 yg dipilih melalui seleksi partai politik, mayoritas gak jujur, suap sana, suap sini biar dapat nomor urut jadi. Walau sudah ada putusan MK, toh gak bakal banyak pengaruh. Ogah milih koruptor2 baru! “
Kecewa terhadap hasil demokrasi (yang baru sepuluh tahun), tapi belum tentu kecewa terhadap demokrasi itu sendiri. Analisa tajam  seorang  eksekutif  PR menyorot  parpol:
“Banyak pemilih yang pernah dikecewakan partai yang pernah dipilihnya dan tidak ada usaha dari partai-partai politik untuk membersihkan diri dari dosa-dosa politik atau upaya nyata untuk memperbaiki institusi parpol.  Jika ada anggota partai yang ditangkap korupsi, buru-buru ada pengumuman anggota tersebut dipecat dan tidak ada pertanggungjawaban sama sekali dari Partai yang telah merugikan rakyat tersebut. Parpol sama sekali tidak merasakan rendahnya penghargaan rakyat kepada citra dewan legislatif dan parpol di dalamnya. Tidak pernah sekalipun citra positif profesionalitas, kredibiltas dan keberpihakan pada rakyat melekat pada parpol dan dewan legislatif.  Premanisme, korupsi dan kepentingan parpol semata yang selama ini dilihat orang biasa pada calon-calon yang akan dipilihnya. Perception is Reality.  Selama tidak ada upaya nyata dari para elit politik untuk mengubah citranya, sampai kapanpun orang biasa akan tetap malas memilih.”

Semua kecewa dengan hasil demokrasi. Tapi mengasingkan diri juga bukan jawaban, sebab elite hanya bisa dikoreksi dari masyarakat, kecuali kalau kita mengundang  diktator Indonesia ketiga, Mungkin ini yang diinginkan  Atmo Prawiro Yahya Hutauruk, menyambung statement beliau bahwa Indonesia belum siap untuk memilih sendiri pemimpinnya, melihat banyaknya keluhan terhadap Pemilu.

 " Menurut pendapat saya, pimpinan saat ini jangan melalui pemilihan dulu, krn masyarakat, aturan main dan fasilitas utk melakukan pemilihan belum memenuhi persyaratan. Utk itu hrs ditunjuk Care Taker, saat ini yg mumpuni menurut saya hanya dari TNI. Ingat cita2 kemerdekaan dulu sdh terlalu jauh ditinggalkan para pimpinan saat ini. Saya kira masih banyak TNI Nasionalis yg bermoral.... Krn bangsa kita bangsa yg kekanak2an, maka perlu diawasi oleh TNI...”

Apakah pendapat seperti Pak Hutauruk itu mewakili Golput?  Mudah-mudahan tidak. Bagi saya, lebih pas kalimat Andri Sudibyo yang diberikan  di facebook sebagai kalimat  penutup.
Demokrasi tidak selalu menghasilkan pemerintahan dan parlemen yg baik, namun perlu diingat demokrasi merupakan suara rakyat yamg bisa saja merupakan suara keadilan. Jadi ikutlah Pemilu dan mari berharap bangsa ini semakin pandai dan semakin bisa memilih yg baik.



Dalam kutipan diatas kita mempelajari bahwa kesalahan dalam kutipan ini sebenarnya ada di dalam diri setiap mausia itu juga karena seharusnya kita sebagai manusia memiliki nilai nilai social yang tinggi , dan peduli akan kehidupan bermasyarakat kedepannya.

“Apakah masyarakat kita akan maju atau masyarakat kita akan tetap menjadi masyarakat yang EGP emang gue pikirin yang pentung gue orang endonesia”

Tetapi dalam kemalasan bisa kita kelola bila kita ingin menjadikannya sesuatu yang positif seperti artikel yang dibahas dibawah ini :

  

MENGELOLA MALAS KERJA


Lho kok malas kerja dikelola? Maksudnya apakah malas kerja itu perlu dikembangkan? Tidak juga. Sama halnya dengan stres dan marah yang semuanya bernuansa negatif maka malas pun perlu dikelola. Tujuannya adalah agar malas kerja tidak berkembang sebagai perilaku destruktif buat diri sendiri maupun orang lain dan organisasi. Selain itu agar seseorang yang memiliki rasa malas mampu mengatasi dirinya sendiri. Malas yang berkepanjangan akan mencerminkan orang tersebut tidak memandang bahwa kerja produktif sebagai suatu kebutuhannya.

Aktifitas seseorang berkait dengan derajad bioritmenya. Bioritme seseorang pada dasarnya menggambarkan fluktuasi kegiatannya yang  dipengaruhi oleh siklus fisik-biologis, emosional, dan intelektualnya. Seseorang  dapat memperbaiki mutu hidupnya dengan memantau naik turun siklusnya. Kemudian  melakukan penyesuaian-penyesuian diri dengan siklus tersebut. Sebagai contoh ketika seseorang akan ujian maka penggunaan kadar intelektualnya akan tinggi, sementara ketika kadar emosionalnya sedang rendah maka dia akan menghindari berbicara terlalu banyak dengan orang lain, dan akan meningkatkan kinerjanya ketika kondisi fisiknya sedang sangat prima.

Malas kerja adalah perilaku seseorang yang merupakan buah dari proses fluktuasi kadar bioritmenya. Berarti ketika itu kadar fisik, emosional, dan bahkan intelektualnya sedang rendah. Jadi kemalasan bukanlah suatu fenomena yang aneh. Tiap orang sangat potensial memiliki rasa malas. Ia bisa terjadi pada siapapun. Yang membedakan hanyalah derajadnya saja; ada yang rendah namun ada yang kebangetan tingginya atau rasa malas yang akut. Karena itu dalam teori motivasi misalnya dikenal ada teori X dimana seseorang tidak punya gairah kerja sama sekali atau malas. Orang seperti itu termasuk golongan karyawan yang mementingkan dirinya sendiri sekaligus tak bertanggung jawab.

Dalam prakteknya kemalasan kerja dari seseorang disebabkan beragam faktor. Bisa karena faktor inrinsik dan bisa faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik penyebab malas yang paling sering terjadi adalah rasa bosan hingga jenuh terhadap pekerjaan tertentu. Tak ada variasi pekerjaan atau serba monoton. Kalau toh pekerjaan itu tetap dilakukan produktifitasnya bakal rendah. Selain itu kalau kondisi fisik sangat lelah termasuk sedang sakit cenderung timbul rasa malas. Ketika itu rasa malas kerja menjadi-jadi. Inginnya istirahat saja termasuk tidur. Kemudian kalau keadaan mental atau emosi sedang gundah maka kemalasan kerja juga akan muncul. Termasuk didalamnya rasa pesimis dan apatis terhadap manfaat suatu pekerjaan. Bisa saja terus menyendiri diam di kamar. Bagaimana dengan faktor ekstrinsik?

Faktor ekstrinsik penyebab malas antara lain adalah beban kerja yang relatif berat hingga di atas standar kerja. Semakin tinggi beban semakin lelah fisik yang dirasakan dan pada gilirannya timbul rasa malas untuk melanjutkan pekerjaan. Selain itu suasana lingkungan kerja yang kurang ramah. Para karyawan bisa timbul enggan atau malas bekerja karena interaksi sosial mengalami stagnasi. Apalagi kalau sering terjadi konflik horisontal dan vertikal dalam proses pekerjaan. Sepertinya tidak ada tempat untuk cur-hat yang memadai. Sementara itu infrastruktur ke tempat pekerjaan yang tidak lancar bisa juga menimbulkan malas kerja. Bahkan bukan saja rasa malas tetapi juga stres melihat kesemerawutan lalulintas.

Lalu apa yang harus dilakukan dalam mengelola atau mengatasi kemalasan kerja ini? Dalam konteks pekerjaan oleh suatu tim, hendaknya para manajer melakukan pemantauan rutin terhadap kedisiplinan kerja karyawannya. Seharusnya diketahui faktor-faktor apa yang menyebabkan karyawan malas kerja. Harus bisa teridentifikasi mana karyawan yang memiliki kemalasan nyata atau terlihat dan mana yang tersembunyi. Kalau yang terlihat bisa dikategorikan kemalasan masuk kerja, kemalasan kerja nyata  atau cepat pulang kerja. Sementara kemalasan tersembunyi dicirikan kinerja yang rendah atau di bawah standar walau jam kerjanya normal. Ini berarti selama jam kerja yang bersangkutan tidak serius bekerja. Dalam keadaan seperti itu manajer perlu terus melakukan bimbingan kerja dan bimbingan kedisiplinan kerja. Dianggap perlu ada peringatan keras sampai ancaman kalau selama bimbingan tidak ada perubahan perilaku malas kerja. Sebaliknya kalau terjadi perubahan maka manajer perlu memberikan penghargaan kepada karyawan yang kembali rajin bekerja; bisa dalam bentuk penghargaan promosi dan  bisa berupa pengumuman tentang karyawan teladan.

Apa yang harus dilakukan oleh karyawan sendiri? Yang pertama adalah melakukan evaluasi diri mengapa yang bersangkutan malas kerja. Kalau malas lalu apa yang akan dikerjakan dan apa manfaatnya. Tentu saja dievaluasi apa  manfaat buat dirinya dan perusahaan. Setelah berpikir mendalam dan ternyata lebih banyak kerugiannya maka perbaikilah sifat malas kerja menjadi sifat disiplin kerja. Kedua, kalau kemalasan timbul karena rasa bosan kerja maka hubungilah manajer. Katakan terus terang dan mintalah dilakukan rotasi atau mutasi kerja. Atau mintalah pekerjaan yang lebih menantang. Ketiga, sebaiknya melakukan olahraga teratur agar peredaran darah lancar. Kalau tidak lancar maka peredaran oksigen ke otak juga bisa terhambat. Ketika itu terjadi maka yang bersangkutan bisa cepat merasa ngantuk dan pusing yang ujungnya timbul kemalasan bekerja. Keempat, meningkatkan hubungan serekan kerja dan bersenang-senanglah ketika sebelum kerja dan saat waktu istirahat. Jangan kikir untuk berhumor ria dan  tertawa bersama rekan kerja. Ini bermanfaat untuk memperkecil kepenatan kerja.

Diharapkan dengan mengelola kemalasan kerja, pihak karyawan sekaligus perusahaan akan mampu meningkatkan kinerjanya. Namun untuk itu diperlukan syarat-syarat  dimana (1) karyawan bersangkutan harus memahami dan memiliki kesadaran tentang kerugian dari perilaku malas kerja dan (2) karyawan seharusnya siap untuk mau merubah perilaku malasnya. Program apapun untuk mengelola atau mengatasi  kemalasan kerja di kalangan karyawan bakal percuma  kalau kedua syarat  itu tidak terpenuhi.



Jadi dalam kehidupan ini kita sendirilah sebagai manusia yang menentukan apa yang ingin kita lakukan ?? , bermalas malas ria atau mengelola kemalasan itu menjadi sesuatu yang positif sehingga memacu diri kita menjadi lebih baik dan baik lagi untuk menjalani kehidupan ini.

Saya pun sebagai penulis mengakui lebih sering bermalas malasan , semoga dengan adanya artikel ini bisa memacu saya agar tidak bermalas malasan lagi dan menjadi orang yang lebih baik lagi . Aminn ...

Kalaupun ada saran maupun kritikan yang membangun tolong di share aja , thx before .



Thursday, November 11, 2010

TUGAS 5 ISD


Kenapa kebanyakan orang hanya melihat sesuatu dari penampilan luar tanpa memperdulikan hal hal lain yang mungkin lebih baik dari dirinya ?

Karena dalam suatu hal penampilan dapat menipu, “Generasi muda saat ini hanya memikirkan dirinya sendiri dan Mereka tidak memiliki rasa hormat pada orangtua atau manula.”
Ini mungkin adalah pendapat Peter the Hermit, seorang kesatria di jaman 13th Century, tapi apakah pendapat ini benar untuk anak muda Inggris di jaman sekarang ini? Untuk menjawabnya kami menanyai pendapat para pria dan wanita terhadap etiket dan perilaku.

“Dia seorang penyendiri ... apa mungkin dia dipandang oleh anak-anak muda?’ kata Stuart, 17 tahun, dengan jenaka mencoba menanggapi rasa frustasinya karena selalu dituduh semena-mena hanya karena penampilannya: ’Generasi yang lebih tua selalu berpikir kita tidak punya rasa hormat tanpa memberikan kesempatan bagi kita untuk membuktikan apakah kita sopan atau tidak. Ini mungkin karena adanya beberapa remaja yang memang kasar dan tidak sopan ke orang-orang, tetapi normanya tidak seperti itu kok.”

Sumber : http://www.britishcouncil.org/id/indonesia-common-trend-uk-goodbad-manners.htm

Dalam hal kehidupan nyata selanjutnya saya memberikan contoh sebagai berikut, yaitu tentang seorang yang mendapat kesuksesan hanya dngan menampilkan kecantikannya dan yang satunya lagi dengan menggunakan otak dan kinerja yang baik walaupun penampilannya kurang menunjang.

“Julia, si empunya bodi aduhai mendapatkan gaji jauh lebih tinggi dibanding lainnya. Padahal, sejagat raya jelas-jelas tahu kalau otaknya kosong, dia hanya perlu melontarkan sedikit senyum dan berbicara sedikit mendesah. Maka semua pria pun akan membantu semua kesulitannya, promosi jabatan selalu didapatkan tanpa perlu berjuang dan berpeluh seperti teman-temannya”.

Pernah suatu saat salah satu rekan kerja saya dulu mengatakan “emang salah gua klo gua jelek? ato salah mak gua?”  akibat perlakuan atasannya yang dirasanya tidak adil karena semua yang dikerjakannya selalu saja salah. Bahkan seorang bayi pun dipercaya akan lebih suka memandang lebih lama ke seseorang yang mempunyai bentuk wajah yang lebih ganteng atau cantik.

Kecantikan, tinggi tubuh, warna kulit, bahkan warna yang lipstik yang dipakai sangat mempengaruhi penilaian orang lain. Yang cantik (baca: kulit putih dan mulus, bibir sexy, langsing, buah dada besar, bokong aduhai) dan ganteng (baca: berjambang, berbulu dada lebat, perut six pack, otot dimana-mana) biasanya dipercaya lebih mempunyai kepribadian yang baik, sopan, berbakat dan pintar dibanding yang tidak.

Ini bukan hanya kesimpulan biasa, suatu survey yang dilakukan oleh London Guildhall University menyatakan bahwa pria yang memiliki penampilan yang kurang menarik mendapatkan gaji 15% lebih rendah dibandingkan yang menarik. Sedangkan untuk wanita yang lebih cantik mendapatkan gaji 11% lebih tinggi dibandingkan yang tidak.

Pantas saja pasangan Branangelina mendapatkan predikat Most Powerful Actor and Actress in Hollywood oleh Guinness World Records paduan yang sempurna cool, sexy, cantik dan ganteng!

Mungkin itu penyebab produk kecantikan, kosmetik, obat peninggi badan, jamu pelangsing, pemutih kulit, dan masih banyak lagi produk untuk “mereparasi” tubuh saat ini semakin menjamur. Dan kenyataannya penjualan mereka pun terbukti tidak mengalami penurunan meskipun saat ini sedang krisis global. Bahkan operasi plastik, silikon, suntik botox, dsb yang efek sampingnya cukup menakutkan kini tak segan-segan lagi dilakukan oleh sebagian besar model, pemain sinetron dan sampai ibu-ibu rumah tangga demi kesempurnaan tubuh.

Meski demikian, bukankah lebih baik kita mensyukuri pemberian Tuhan dengan hanya cukup merawatnya tanpa harus “mengutak-atik” apalagi dengan jarum dan pisau. Hiy, mengerikan! Memang kenyataan itu terdengar sangat kejam. Tapi coba lihat tokoh-tokoh besar tapi berpenampilan “biasa saja” seperti Steve Jobs dan Bill Gates yang sudah menyumbang begitu besar untuk kemajuan teknologi, Stevie Wonder menderita buta permanen namun permainan piano dan suara emasnya mampu mendongkrak karirnya, dan tentu saja Oprah Winfrey si ratu talkshow yang hanya bermodalkan otak; ia berbobot agak besar, jauh dari kesan sexy dan aduhai.

Penampilan memang sangat penting, tapi dibalik semua itu tentu saja ada yang jauh lebih penting yaitu kemampuan, kerja keras, talenta dan bakat tetap menjadi syarat yang sebenarnya untuk menuju kesuksesan.


Dalam kutipan diatas banyak yang dapat kita pelajari , yaitu tentang suatu cara pandang yang berbeda dalam menyikapi sesuatu dan mengungkapkan pendapat kita dalam hal penampilan.
Kebanyakan orang lebih sering melihat sesuatu hanya dari penampilan luarnya saja, tanpa menyinggung suatu hal yang penting yaitu inner beauty dari orang yang mungkin penampilan nya kurang menarik tetapi semua nya itu dapat di tutup dengan kecantikan dari dalam hati orang tersebut yang banyak orang sering menyebutnya inner beauty.

Jadi walaupun kita tidak memiliki sesatu keindahan atau penampilan yang baik maka dapat kita tutup dengan perilaku yang baik , kepintaran maupun senyum yang membuat orang menjadi bersahaja.
Perilaku yang baik adalah perilaku yang menjunjung tinggi dengan hal hal yang berhubungan dengan nilai budaya dan adat istiadat dalam masyarakat dan kehidupan sosial kita , dan dalam pandangan agama pun kita juga harus berprilaku baik.

Kenapa senyum bisa membuat orang bersahaja dan senyum menjadi suatu hal yang penting ?
“Banyak orang menganggap bahwa senyum merupakan hal yang tidak terlalu penting dan bisa diabaikan karena hanya bagian dari keramahtamahan. Namun sesungguhnya, senyum merupakan bagian yang penting bagi pergaulan, bagi bisnis anda khususnya dari sisi service”.
Menurut hasil penelitian, senyum mempunyai banyak manfaat. Beberapa manfaat dari senyum tersebut yang bisa dikaitkan dengan service, antara lain :

Senyum Membuat Kita Menjadi Terlihat Lebih Atraktif / Menarik

Dengan kita tersenyum kepada orang lain, hal tersebut pasti akan membuat penampilan kita menjadi lebih menarik, karena penampilan yang rapi dan menarik juga merupakan salah satu hal yang mempengaruhi keberhasilan suatu service. Jika kita berpenampilan buruk dan asal-asalan, maka konsumen juga tidak akan mau untuk berhubungan dengan kita. Penampilan yang rapi memang diperlukan, tetapi meskipun penampilan kita terlihat begitu menarik tetapi kita selalu memasang muka masam, service yang kita lakukan tidak akan pernah berhasil. Karena itu, disamping penampilan yang menarik, senyum tetap diperlukan agar penampilan kita terlihat lebih menarik.

Senyum Membuat Kita Terlihat Lebih Sukses

Selain penampilan dan jasa yang ditawarkan, ada hal lain yang tidak boleh dilupakan dalam melakukan suatu service, yaitu calon konsumen akan merasa lebih percaya akan kualitas pelayanan yang ditawarkan jika kita terlihat begitu yakin dan berpenampilan layaknya seseorang yang sukses. Selain penampilan yang prima, gaya yang meyakinkan, dan tata bahasa yang baik, senyum memang perlu dilakukan untuk membuat seseorang terkesan lebih sukses. Karena penampilan yang terkesan sukses dan meyakinkan biasanya akan menambah kepercayaan konsumen kepada pelayanan yang disediakan oleh perusahaan.

Senyum Membuat Anda Cenderung Berpikir Positif

Jika kita tersenyum, maka hati kita juga akan merasa lebih senang dan sanggup menerima segala keadaan yang ada. Di dalam menjalankan pelayanan kepada konsumen, memang terkadang kita juga menerima perlakuan yang tidak menyenangkan. Namun jika kita berusaha untuk ikhlas dan tetap tersenyum serta tidak terus-menerus menggerutu, maka hal tersebut akan membantu kita untuk senantiasa berpikir positif menghadapi segala kenyataan yang ada. Dengan kita memiliki pemikiran positif terhadap keadaan yang ada, maka kita sanggup untuk menyelesaikan masalah yang kita hadapi dengan konsumen. Ketika kita sanggup menangani masalah yang ada dengan konsumen, maka konsumen akan merasakan bahwa pelayanan service yang diberikan oleh perusahaan kita sangat memuaskan.

Senyum Mengubah “Mood” Seseorang

Dalam menyediakan pelayanan, terkadang kita mengalami hal yang tidak menyenangkan dari konsumen, terutama jika ia sedang dalam mood yang tidak baik. Senyum merupakan cara yang baik untuk menjernihkan keadaan yang ada, karena ketika kita tidak terikut dengan mood konsumen, dan tetap tersenyum pada konsumen, maka hal itu dapat menjernihkan keadaan yang ada dan mengubah mood konsumen yang awalnya buruk menjadi lebih baik, maka ia juga akan merasakan kepuasan ketika memanfaatkan pelayanan dari perusahaan kita.


Maka dari itu kita harus banyak tersenyum karena senyum banyak menimbulkan manfaat, dan kebnyakan dari manfaat tersebut adalah manfaat positif . lain hal nya bila kita selalu cemberut akan banyak dampak negatif yang akan kita rasakan .

Dan bila banyak orang tidak bisa menghargai kita karena melihat hanya dari sebuah penampilan berarti sesungguhnya orang tersebut adalah orang yang tidak mau terbuka dengan dunia luar dan hanya memikirkan kepentingan sendiri tanpa memperdulikan dan memahami keadaan sekitar, kita tidak perlu takut akan hal itu karena Masih banyak orang lain yang bisa menjadi saudara meski beda suku. Orang yang menghargai kita sebagai manusia, bukan karena melihat status sosial, harta dan kasta maupun penampilan kita sebagai manusia.

Jadi sekarang kembali lagi kepada diri kita mau jadi apakah kita kedepan ? jadi orang yang hanya melihat sesuatu dari penampilan luarnya saja seperti dalam pribahasa “don't look book only the cover” tapi baca lebih dulu baru lah berkomentar mengenai isi buku tersebut, perumpaan diatas sama halnya dengan manusia jangan lah melihat manusia dari penampilan saja.